- Nama:
Rya Angela (3101 1301 2209)
Yulita Kirana (3101 1301 2159) - Judul:
Menurunnya Kualitas Acara Televisis Di Indonesia
Menurunnya Kualitas Acara Televisi Di Indonesia
Kita tahu, anak-anak masa kini lebih suka menonton televisi daripada membaca. Di satu sisi mereka tidakdipersalahkan, karena sebenarnya televisi bisa menyuguhkan program yang baik untuk mereka. Dan lagi, menonton televisi akan membuat anak lebih aktif dan tidak mengantuk. Namun, belakangan ini tayangan televisi sangat kontradiktif dengan kebutuhan anak.
Ada begitu banyak program televisi yang tidak layak dipertontonkan kepada anak-anak. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sudah begitu banyak menegur hingga memberhentikan program-program televisI di Indonesia karena dianggap memertontonkan aksi kekerasan, asusila dan aksi yang tidak pantas ditonton anak anak.
Pada waktu itu belum muncul banyak pilihan "chanel" televisi, khususnya televisi swasta. Yang ada hanya TVRI stasiun di daerah masing-masing. Dari segi acaranyapun, televisi pada waktu itu hampir 80% menyiarkan tentang program pemerintah dan edukasi/pendidikan pada masyarakat umum. Bahkan iklan produk hampir tidak mempunyai tempat di siarannya. Mungkin, hal tersebut yang membuat televisi pada waktu itu terkesan hanya sebagai "corong pemerintah" untuk menginformasikan pada publik apa yang dikerjakan pemerintah pada saat itu. Dan untuk acara hiburannya pun terkesan hanya mengakomodir tentang budaya-budaya daerah/tradisional, seperti Lawak (humor), Ludruk (dari Jatim), Kethoprak (dari Jateng) dan Festival Film Indonesia (FFI).
Sedangkan, untuk acara edukasi/pendidikan seperti Cerdas Cermat dari tingkatan sekolah yang ada, disertai dengan acara quisioner yang lagi-lagi mengangkat kehidupan para petani seperti Klompencapir. Memang dilihat sekilas, televisi pada zaman itu hanya merupakan "penyampai pesan" dari program pemerintah saja. Dibandingkan dengan sekarang. Setelah banyak munculnya televisi swasta yang didukung dengan menjamurnya sponsor/iklan, akan membuka peluang banyaknya acara yang mega kolosal yang akan didanai oleh sponsor itu. Bisa kita lihat setiap kita melihat acara disebuah televisi swasta, pasti acara utamanya hanya berdurasi kurang dari 15 menit kemudian terpotong iklan yang durasinya bisa lebih lama.
Dari segi kualitas tayang materi acara yang ada di televisi sekarang ini, bisa kita bilang jauh dari nilai-nilai yang positif, misalnya acara sinetron. Dalam sinetron sering kali kita melihat materi ceritanya hanya seputar perebutan harta, warisan, pasangan hidup, dan lain-lain dengan menampilkan cara-cara kotor yang digunakan untuk hal tersebut. Sehingga, secara tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir para pemirsa televisi. Belum lagi, dalam sinetron seringkali menampilkan adegan anak sekolah yang sudah saling ejek, mencaci maki, menghujat, dan menggunakan cara kekerasan hanya untuk berebut pasangan kekasih, yang tidak sepantasnya dialkukan oleh anak usia sekolah. Hal ini mungkin tidak kita sadari bahwa tayangan seperti itu akan mempengaruhi kehidupan anak sekolah, apalagi anak sekolah seusia SMP, SMA adalah masa-masa mencari jati diri, masih labil kejiwaannya dan sering mengikuti "trend" pergaulan. Sehingga mereka akan mudah untuk meniru apa yang mereka lihat, dengar supaya kelihatan tidak ketinggalan jaman/gaul. Contoh lagi, tayangan infotainment di televisi sekarang ini membiasakan para pemirsa melihat tayangan yang melanggar privasi kehidupan orang lai,n dengan melihat para publik figur menggumbar permasalahan keluarga ataupun pribadinya tanpa ada rasa risih, malu dan bahkan terkesan membanggakan serta membenarkan diri sendiri secara "vulgar". Mungkin salah satu tayangan yang masih berkualitas hanyalah tayangan mengenai berita kejadian terkini, yang selalu "up to date" dan cepat saji. Disini pemirsa tv dapat memperoleh informasi perkembangan suatu kejadian dengan cepat. Namun, sayanganya acara ini hanya memperoleh tempat di tayanggannya sekitar 5 - 10 % dari jam tayang keseluruhan acaranya.
No comments:
Post a Comment